Sabtu, 03 Januari 2009

Merkuri??? Berbahayakah !!!

SUKABUMI, TRIBUN - Wakil Bupati Sukabumi, Marwan Hamami menduga merkuri atau air raksa mencemari warga dalam penambangan emas di sepanjang sungai Cibangban, Palabuhanratu yang bermuara ke pantai. Sejumlah warga di sekitar kawasan wisata itu yang bekerja sebai penambang emas mulai mengalami gangguan pada kulit.

Kami menerima informasi dari petugas puskesmas di lapangan bahwa benar pencemaran mercury akibat penggunaan air raksa yang dilakukan warga setempat untuk menambang emas di pesisir pantai itu,’ ujar Marwan, di Pendopo Sukabumi, Rabu (5/7).

Marwan mengatakan, pencemaran di kawasan wisata tersebut sudah mulai berdampak. Beberapa warga yang tinggal di Sungai Cibangban mulai mengeluhkan penykait kulit yang mendera mereka. Bahkan ada warga yang menderita kulit melepuh dan warna kulit mereka jadi berbintik-bintik,’ kata Marwan, seusai menghadiri pelepasan kontingan Kabupaten Sukabumi ke ajang Pekan Olah Raga Provinsi (Porprov) Jawa Barat, kemarin.

Menurut Marwan, dugaan sementara gejala penyakit kulit yang dialami warga di sana akibat sisa bahan kimia merkuri yang mengalir dari sungai Cibangban hingga ke pantai. Jadi kegiatan penambangan emas di kawasan itu cukup membahayakan kesehatan manusia. Terutama tercemarnya air sungai Cibangban,’ ungkap Marwan.

Lebih lanjut Marwan menjelaskan, pihaknya sudah meminta Badan Lingkungan Hidup (BLH) untuk meneliti penyebab penyakit kulit yang diderita warga. Apakah penyebab penyakit itu akibat pencemaran bahan merkuri atau penyebab lainnya, kata Marwan, pihaknya masih menunggu hasil penelitian pihak BLH. Sampai saat ini kami belum menerima laporan dari BLH, sampai sejauh mana resiko pencemaran merkuri di Sungai Cibangban hingga ke pantai,’ kata Marwan.

Berdasar pengamatan Tribun, penambangan emas di pantai dan sungai kawasan Cibangban dilakukan warga setempat secara manual. Aktivitas itu dilakukan warga sejak tiga bulan lalu, terutama setelah pasir di pantai Cibangban ditemukan serbuk emas. Warga melakukan penambangan bila air laut surut. (rot)

Hentikan Penambangan Emas

PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Sukabumi sudah melakukan penertiban aktivitas penambangan emas di sungai hingga sepanjang pantai Cibangban. Bahkan di kawasan tersebut, sudah dipasang plang berupa larangan keras di kawasan itu. Bahkan kami juga telah memanggil para penambang emas di sana untuk berhenti melakukan aktivitas penambangan. Selain berbahaya untuk manusia, kawasan lingkungan di sana bisa rusak,’ ujar Wakil Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, kemarin. Aktivitas itu juga lanjutnya, kini mulai terjadi abrasi termasuk di pesisiri pantai Cibangban.(rot)

Bisa Merusak Saraf

MERKURI alias air raksa atau hydragyricum (Hg) adalah satu-satunya logam yang pada suhu kamar berwujud cair, tidak berbau, berwarna keperakan, dan mengkilap. Merkuri akan menguap bila dipanaskan sampai suhu 357 derajat Celcius.

Merkuri dapat dijumpai di alam seperti di air dan di tanah, terutama dari deposit alam, limbah industri, dan aktivitas vulkanik. Dalam pertambangan emas misalnya, merkuri digunakan dalam proses ekstraksi dan pemurnian hasil tambang emas,’ ujar Dr rer nat Budiawan dari Pusat Kajian Risiko dan Keselamatan Lingkungan Universitas Indonesia (UI) sebagaimana dikutip Nova, belum lama ini.

Menurut dosen FMIPA UI ini, karena sifat ionnya yang mudah berinteraksi dengan air, merkuri mudah memasuki tubuh melalui tiga cara, yaitu melalui kulit, inhalasi (pernafasan), atau lewat makanan atau makanan. Jadi, tanpa sadar, manusia menumpuk merkuri dalam tubuhnya. Bila masuk melalui kulit akan menyebabkan reaksi alergi berupa iritasi kulit.

Reaksi seperti ini tidak perlu menunggu lama. Cukup mandi beberapa kali di sungai atau di laut yang tercemar merkuri, kulit pun akan segera mengalami iritasi,’ ujar Budiawan. Pekerja yang biasa menggunakan merkuri berisiko tinggi menghirup uap merkuri lewat hidungnya. Uap yang terhirup ini dapat menyebabkan gangguan pada saluran pernafasan dan paru. ‘Saraf juga bisa rusak,’ jelas Budiawan.

Dampak masuknya merkuri ke dalam tubuh biasanya muncul dalam waktu lama. ‘Bisa bulanan atau tahunan, tergantung kadar merkuri yang masuk. Merkuri akan menumpuk dan selanjutnya mengganggu fungsi ginjal atau sering disebut nefrotoksik,’ ujar Budiawan. (*)

Merkuri dalam Industri

- Tambang emas.

- Industri termometer.

- Penambalan gigi.

- Baterai.

www.tekmira.esdm.go.id/currentissues/?p=67 - 24k -

- Soda kaustik.

- Krim pemutih, dalam bentuk senyawa garam merkurium.

Tidak ada komentar: